Rabu, 07 Oktober 2009

Surga Tersembunyi di Minahasa Tenggara

www.tips-fb.com Share on Twitter

Selama ini, kalau berbicara soal pariwisata di Sulawesi Utara, yang terlintas di pikiran adalah Taman Nasional Laut Bunaken, salah satu primadona diving di dunia.

Sesungguhnya, selain Bunaken dengan keindahan taman lautnya, masih banyak tempat wisata yang tidak kalah menarik untuk disambangi.

Tidak jauh dari Bunaken, sekitar dua jam berkendara, terdapat Kabupaten Minahasa Tenggara yang diam-diam menyimpan sejuta pesona.

Ada Teluk Buyat, Pantai Bentenan, Pantai Lakban, Danau Bulilin, Pasak Wanua (batu yang dijadikan alat pengesahan terbentuknya satu desa pada jaman dahulu) dan Bukit Pengharapan.

Minahasa Tenggara adalah kabupaten yang baru, pemekaran dari Minahasa Selatan yang disahkan 10 bulan lalu.

"Sebagai daerah baru, Minahasa Tenggara belum banyak dikenal. Padahal banyak potensi yang bisa digali, seperti pertanian, perkebunan dan pariwisata," kata Pnj Bupati Albert Lontoh dalam jumpa pers pameran Discovering Southeast Minahasa di Plasa Senayan, Jakarta, Jumat (4/5).

Sementara itu, Michael Sukri, dari OdyDive, mencontohkan, pemandangan bawah laut di Teluk Buyat tidak kalah indahnya dengan Bunaken. "Terumbu karangnya juga masih rapat, karena selama ini Buyat belum dibuka untuk obyek wisata," ujarnya.

Oleh karena itu, digelar pameran foto Minahasa Tenggara sebagai bagian dari upaya mempromosikan pariwisata di daerah yang memiliki 6 kecamatan dan 76 desa tersebut.

Pameran yang diselenggarakan pada 4-6 April 2008 di Plasa Senayan, merupakan kerjasama antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Minahasa Tenggara, OdyDive, PT Newmont Minahasa Tenggara, dan fotografer.net.

"Pameran ini menarik karena dibuat oleh fotografer media massa yang sehari-hari membuat berita foto. Dari ratusan foto, kami menyeleksi 34 foto terbaik," kata Kristupa Saragih, pendiri situs fotografer.net.

Diharapkan, dengan adanya pameran foto ini, dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas, khususnya di luar Sulawesi Utara untuk mengunjungi tempat-tempat pariwisata di Minahasa Tenggara.

Gunung Kidul, City of Beach

www.tips-fb.com Share on Twitter

ImageAPA yang terlintas di benak Anda jika mendengar Gunung Kidul? Kering dan tandus? Jika iya, Anda memang tidak salah. Namun, wisata pantai di daerah ini patut Anda kagumi.

Gunung Kidul berada pada deretan Pegunungan Selatan atau juga Pegunungan Sewu. Daerah ini merupakan perbukitan batu gamping (limestone) dan bentang alam karst yang tandus dan kekurangan air permukaan. Bagian tengah merupakan cekungan Wonosari (Wonosari Basin) yang telah mengalami proses tektonik sehingga yang tampak dataran tinggi Wonosari. Jadi wajar jika masih banyak orang berpikir Gunung Kidul itu panas.

Namun, di balik anggapan tersebut, Gunung Kidul justru mempunyai pesona tersendiri. Gunung Kidul kaya wisata alam, mulai karst hingga pantai.

Untuk wisata pantai, warga Gunung Kidul patut bangga. Mereka memiliki banyak wisata pantai yang indah. Dari kawasan pesisir yang panjangnya sekitar 70 km, terdapat 15 kawasan wisata pantai yang menjadi andalan pariwisata di Gunung Kidul. Pantai-pantai itu tersebar di beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Tepus, Tanjungsari, Girisubo, Saptosari, Purwosari, dan Panggang. Sebut saja Pantai Kukup, Pantai Gesing, Pantai Ngobaran, Pantai Krakal, Pantai Sundak, Pantai Sepanjang, Pantai Ngandong, dan Pantai Wediombo yang menghadirkan keindahan pasir putih, biota laut, dan terumbu karang. Ratusan jenis ikan hias dapat disaksikan langsung saat permukaan air laut tenang.

Kesan tandus bagi Gunung Kidul tertutupi potensi Pantai Baron, Pantai Ngrenehan, Pantai Siung, Pantai Drini, dan Pantai Sadeng yang merupakan andalan untuk pemasokan ikan laut segar di dalam negeri. Di antaranya, ikan bawal, tuna, kakap, layur, lobster, tongkol, pari,dan hiu.

Keindahan juga dihiasi dengan pepohonan pantai, seperti Pantai Drini, memiliki kekhasan pohon drini, yaitu sejenis perdu yang tumbuh di bebatuan Pantai Drini. Sayangnya, pohon drini mulai sulit ditemukan seiring dengan ulah tangan-tangan jahil yang mengambil pohon tersebut untuk dijual. Kini yang tersisa hanyalah tanaman-tanaman drini kecil yang tumbuh di bebatuan pantai.

Beberapa jenis ikan hias juga semakin sulit dicari, seiring dengan maraknya pemburuan ikan hias. Sering kali, penangkapan ikan tersebut menggunakan potas, yaitu zat kimia yang berfungsi memabukkan hewan, tapi dapat membunuh ikan-ikan kecil lainnya.

Ikan-ikan hias jenis scorpion, angel, dan lettersix yang biasanya mudah ditemukan di kawasan Pantai Krakal, dan Kukup, kini sulit dicari. Harganya pun sekarang sudah relatif mahal, di atas Rp100.000 per ekor. Demikian pula pemburuan terhadap terumbu karang semakin gencar, setiap set bisa laku Rp20.000-Rp50.000.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunung Kidul, objek wisata pantai menyumbang sekitar 95% dari retribusi pariwisata di Gunung Kidul. Meskipun demikian , pantai-pantai itu tidak digarap secara serius. Sebagian besar kawasan wisata pantai belum dilengkapi sarana pendukung yang utama, seperti listrik, transportasi umum, maupun keamanan pantai.

Dari 15 kawasan wisata pantai di Gunung Kidul, hanya Pantai Baron dan Kukup yang telah dilengkapi sarana listrik. Demikian pula transportasi umum hanya tersedia menuju ke kawasan Pantai Baron, Kukup, dan Drini.

sumber : http://jalanasik.com

Bunaken Sebuah Surga Terpendam

www.tips-fb.com Share on Twitter
Image
SULAWESI UTARA (Sulut) sangat terkenal dengan pariwisata bawah laut, Bunaken. Sebenarnya, banyak potensi wisata bawah laut lainnya di sini, misalnya kawasan pantai dan bawah laut di Minahasa Tenggara.
Nah, bila Anda sedang berlibur menikmati surga bawah laut Bunaken sangat dianjurkan untuk mencoba menyelami keindahan kehidupan bawah laut di kabupaten yang baru berdiri ini. Tepatnya di kawasan Ratatotok. Di sini setidaknya terdapat 13 titik penyelaman atau diving. Antara lain, Teluk Totok, Pulau Racun, Teluk Buyat, Teluk Sikoad, Teluk Bohaba, dan Pulau Tulang.

Untuk mencapai lokasi tersebut memang butuh “pengorbanan”, tapi sesampai di sana semua yang Anda korbankan pasti terbayar lunas. Untuk mencapai lokasi dari Bandara Sam Ratulangi, Manado, butuh waktu hampir empat jam perjalanan darat.

Waktu tempuh tiga jam dilalui dengan kondisi jalan beraspal mulus dan selebihnya Anda akan merasakan perjalanan penuh lubang, off road! Obat antimabuk darat pun mesti disiapkan. Jangan khawatir soal alat transportasi.

Sebab, banyak taksi dan kendaraan yang bisa disewa berjajar di bandara. Tak terlalu mahal, hanya Rp550.000. Itu sudah termasuk bensin dan sopir dengan durasi 24 jam.

Dalam perjalanan, Anda yang pernah melintas di Puncak, Jawa Barat, pasti akan teringat daerah ini. Pasalnya, sepanjang jalan yang akan Anda temui adalah daerah pegunungan. Pada sisi kanan terdapat bukit berpohonan, sedangkan di sisi kiri terhampar pepohonan kelapa milik perkebunan rakyat menghiasi tepian jurang.

Soal makanan, wisatawan yang datang juga tidak perlu khawatir. Sebab, ada sejumlah tempat makan yang layak disinggahi. Contohnya, rumah makan Sineleyan yang ada di Tomohon. Tempat ini bisa menjadi pelampiasan Anda untuk memuaskan hasrat kuliner. Seperti namanya, Sineleyan banyak menyajikan menu dari ikan air laut dan air tawar. Tentunya diolah sesuai khas Manado.

Konsepnya menciptakan kenyamanan tersendiri karena berada di atas kolam besar. Udara pegunungan akan menambah nafsu makan Anda di sini. Selain diwarnai dengan pemandangan alam yang indah perjalanan berkelok, perjalanan juga naik-turun.

Nah untuk menghilangkan rasa mual atau bosan, singgahlah sebentar di warung-warung milik penduduk di daerah Pangu Ratahan. Mereka menjual beraneka buah-buahan hasil perkebunan, utamanya adalah buah salak. Rasanya cukup manis, tapi kalau ingin yang sedikit kecut juga ada. Harganya pun tak mahal.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam, sajian pemandangan sedikit berubah, tapi dijamin lebih mengasyikkan. Sebab, di sisi kiri pemandangan hamparan laut biru sangat sayang dilewatkan. Apalagi kalau lautnya berada pada sebuah teluk di mana terdapat banyak nelayan sedang menjaring ikan.

Pemandangan alam nan indah tentunya membuat Anda terbuai hingga tak sadar perjalanan sudah berakhir. Kalau sudah sampai di Ratatotok, tepatnya di Pantai Lakban, wisatawan bisa beristirahat sejenak menikmati indahnya alam di sini.

Kemudian, jangan lupa bernegoisasi dengan nelayan saat menyewa perahu yang akan mengantarkan Anda ke lokasi diving atau snorkeling. Biasanya para nelayan mematok harga sekitar Rp500.000. Nah, jika perahu sudah didapat serta peralatan menyelam sudah tersedia, Anda bisa segera meluncur ke-13 titik penyelaman.

Karena jaraknya yang lumayan jauh satu sama lain, wisatawan bisa menyinggahinya tidak dalam satu hari kunjungan. Hanya saja, sebagai “pemanasan” Anda bisa melakukan snorkeling di titik antara Pulau Dakokayu dengan daratan terluar dari Tanjung Ratatotok. Di sini, dapat dilihat kehidupan bawah laut secara jelas dari atas air tanpa harus menyelam lebih dalam.

Kawasan ini sedalam 5 meter. Selain terumbu karang alam, Anda juga bisa melihat terumbu karang dari reff ball yang ditanamkan PT NMR beberapa tahun lalu.

“Ada 3.000 reff ball yang disebar sejak 1999 di tujuh titik yang berguna untuk meningkatkan populasi ikan yang berkurang akibat global warming,” kata Jerry Konjansow, Manager Environment NMR.

Perairannya yang tenang sangat mendukung kelancaran kegiatan snorkeling. Bila kapal bergeser ke kanan, maka Anda akan menemukan Teluk Buyat. Teluk yang selama ini dipandang negatif. Namun, sebenarnya di tempat ini bisa digelar penyelaman dengan lokasi di ujung sebelah kiri Pantai Buyat sampai Teluk Buyat.

Tempat diving terbaik di lokasi yang miring karena di sini banyak ditemukan organisme laut yang unik. Gugusan Karang yang terhampar pada kedalaman 5?15 meter kaya akan organisme laut. Antara lain, nudibranch, ghost pipefish, leaffish, dan beragam jenis udang kecil.

sumber : http://jalanasik.com

Ambon Manise dari ketinggian

www.tips-fb.com Share on Twitter

Ambon punya sejuta pemandangan yang indah, tidak hanya di dasar laut tetapi lewat udara kita sudah bisa melihat alam hijau dan indahnya kota Ambon.

Daerah perbukitan Ambon dari ketinggian

Jembatan di kawasan pantai Ambon dari ketinggian (I)

Jembatan di kawasan pantai Ambon dari ketinggian (II)

Jembatan di kawasan pantai Ambon dari ketinggian (III)

Kawasan pantai di pinggiran Ambon yang masih hijau